Senin, 12 Desember 2011

Tentang Alay part. 2


Okay, kali ini kembali lagi postingan gue tentang ALAY. Ya, kenapa gue bahas ini lagi? Karena eh karena, masih banyak yang belum mengerti sebenarnya ALAY itu apa sih? Ini semua bermula dari perenungan gue tadi malam. Dalam otak gue muncul sebuah pertanyaan ALAY = MENCARI JATI DIRI? Seketika itu juga pertanyaan ini gue share kan ke teman-teman gue. Dan hasilnya, gue dapat dua jawaban yang bertolak belakang. Salah satu teman gue setuju dengan pertanyaan gue itu, menurut dia anak ALAY itu seperti orang buta yang kehilangan tongkatnya dan sedang mencari-cari dimana tongkat itu berada. Lalu gue tanya lagi, “kalo gitu kenapa masih banyak anak-anak remaja yang senang dalam keadaan tidak punya pendirian?” jawabannya cukup memuaskan yaitu, “ya itu adalah sebuah proses, kalau nanti mereka sudah ketemu tongkatnya itu, mereka juga tidak akan alay lagi”. Jawaban teman gue yang satu ini juga cukup masuk akal. Gue sendiri juga sering berfikir seperti itu, tapi gue juga belum yakin dengan semua itu. Lalu akhirnya gue mendapatkan sebuah jawaban lagi yang menurut gue bisa dibilang paling benar dan sesuai dengan realita yang ada. Jawabannya gini “alay itu bukanlah sebuah proses mencari jati diri. Tapi lebih ke arah norak, mereka selalu ingin mengikuti idolanya dan ingin menjadi seperti idolanya”. Jawaban ini juga bagi gue adalah sebuah jawaban yang memuaskan. Jawaban ini juga seperti apa yang gue lihat dalam lingkungan sekitar gue. Banyak sekali anak-anak remaja, yang mengikuti trend mode masa kini agar dibilang “GAUL”, tapi sebenarnya apa yang mereka kenakan tuh gak sesuai dengan bentuk tubuhnya. Banyak banget yang bilang kalau apa yang mereka kenakan itu keren, tapi bagi gue adalah norak. Gak matching banget gitu. Dari gaya rambut sampai pakaian pun gak ada yang cocok dengan bentuk wajah dan tubuhnya. Sekali lagi mereka ini gak mengerti trend mode yang benar dan asal memakainya hanya untuk gaya-gayaan agar dibilang keren. Gue jadi inget salah satu perkataan mbak sepupu gue, waktu gue  masih SMP dia pernah bilang gini : “Gaul itu bukan dilihat dari cara kamu berpakaian atau punya hp yang bagus, tapi gaul itu adalah otak kamu punya wawasan yang luas akan perkembangan jaman saat ini”. Ya, perkataan mbak sepupu gue itu sepenuhnya adalah benar. Dan hal ini banyak yang belum megetahuinya dengan benar. Mereka berfikir GAUL adalah memakai baju-baju yang keren atau mengikuti trend mode yang ada, dan juga memiliki gadget atau hp yang bagus. Itu semua hanya media dari GAUL itu sendiri, namun GAUL yang sebenarnya adalah dimana lo punya wawasan dan cara berfikir yang luas akan perkembangan jaman, tanpa pemikiran yang luas itu, lo bukanlah seorang yang GAUL. Percuma lo pakai baju bagus dan dandanan yang up to date serta mempunyai gadget yang terbaru tapi gak punya pemikiran yang luas, dan hal inilah yang menjadikan lo seorang ALAY. Jadi, menurut gue, dari semua jawaban yang gue dapat, gue bisa menyimpulkan bahwa ALAY bukanlah sebuah pencarian jati diri, ALAY hanyalah sebuah virus yang gak punya cara berfikir yang luas. Mereka hanya bisa memikirkan kesenangan mereka sendiri, gak pernah mau mendengarkan pendapat orang lain, selalu dikuasai oleh emosi sesaat yang gak ada gunanya, dan selalu ingin bersenang-senang. Jadi bisa dikatakan ALAY adalah sekumpulan anak remaja yang mencoba untuk GAUL namun mereka sendiri gak pernah mengerti akan arti GAUL sesungguhnya. Dan gue harap dengan tulisan ini kalian akan lebih berfikir lagi secara luas dan tidak hanya mementingkan kesenagan sesaat.