Rabu, 28 Desember 2011

Pindah Itu Wajar


Setelah baca buku terbarunya Raditya Dika “Manusia Setengah Salmon”, gue seperti mendapat pencerahan setelah membaca bab berjudul “Sepotong Hati di Dalam Kardus Cokelat” dan “Manusia Setengah Salmon”. Dari bab ini gue mulai berfikir, bahwa memang kehidupan kita itu selalu berpindah-pindah tanpa kita sadari. Mulai dari pindah sekolah, rumah, bahkan pindah hati. Gue pun sebagai seorang “kontraktor” sering banget pindah-pindah rumah, tapi Puji Tuhan sekarang sudah tinggal di rumah gue sendiri, gak ngontrak lagi. Begitu juga dengan berpindah hati, gue dulu termasuk orang yang suka berpindah hati, terlalu gampang jatuh cinta. Mungkin gue salah nyari cewek, seharusnya gue gak pacaran sama cewek kontrakan, soalnya kalau masa kontraknya udah abis harus pindah dan nyari kontrakan lagi.

Perpindahan bagi gue adalah hal yang alamiah, kita gak pernah sadar kalo kita itu selalu berpindah-pindah. Mau beli pulsa aja kita harus berpindah tempat dari rumah kita, ke counter pulsa. Mau makan, kita pindah dari kamar ke ruang makan. Saat tidur pun kita juga tanpa sadar selalu berpindah-pindah. Dari posisi terlentang sampai tengkurep, lebih ekstremnya lagi, dari tidur di atas kasur, sampai tidur di lantai. Itu semua gak pernah kita sadari, berlalu begitu saja. Saat baca buku itu, gue sedikit galau dengan percintaan gue yang sudah hampir setahun jadi seorang Jomblowan atau fakir asmara. Bukannya trauma dengan pacaran, tapi ibarat nyari rumah, belum ada yang cocok sama gue. Sekalinya ada yang cocok, rumah itu gak siap untuk gue tinggalin, bahkan gak bisa untuk gue huni. Dalam keadaan seperti ini gue selalu berharap ada rumah yang datang ke gue dan bersedia untuk gue singgahi, tapi itu gak mungkin terjadi.

Kalau mau mencari rumah untuk disinggahi dan dihuni, syarat mutlaknya adalah kita harus berusaha mencarinya, bukan hanya duduk diam menanti. Mungkin selama ini gue masih hanya duduk diam menanti dan belum berusaha mencarinya, atau kriteria rumah yang gue inginkan gak berbanding lurus dengan apa yang gue punya? Gue selalu berfikir, kapan gue bisa menemukan rumah itu? Rumah yang akan gue singgahi sampai gue mati nanti. Sekarang yang harus gue lakukan adalah tetap move on menjalani hidup ini. Prinsip dasar hidup ini adalah berpindah-pindah, dan kita tidak bisa hanya diam disatu tempat saja. Bayangkan jika kita ingin membeli bahan kebutuhan kita, tapi kita hanya duduk diam tanpa melakukan apapun, apa yang kita inginkan tersebut tidak akan ada di depan mata kita. Kenyataannya pindah itu adalah sesuatu yang kita butuhkan, tanpa itu kita takkan pernah benar-benar hidup. Bahkan benda mati pun juga berpindah. Belajar dari hal-hal yang sesepele ini akan menumbuhkan dan memotivasi kita untuk tetap bisa maju menghadapi semua yang ada. Setia pada hal/perkara yang kecil, suatu saat nanti kita akan memiliki hal/perkara yang besar. :)




PS : Untuk review buku “Manusia Setengah Salmon” by Raditya Dika. Bukunya keren abis, beda dari buku-bukunya Radith yang sebelumnya, wajib punya. Selain bikin ketawa dengan humor cerdasnya, kita juga diajak untuk memikirkan hal-hal kecil yang ada disekitar kita. Pokoknya harus punya deh. :)

Tidak ada komentar: