Gak bisa berfikir dengan jernih,
banyak banget pikiran gue, sampai untuk memikirkan satu hal aja gak bisa fokus.
Kosong, dan gak tau apa yang harus gue lakuin. Diantara pemikiran dewasa dan
pemikiran alay. Pemikiran dewasa mengajak gue untuk bisa berfikir lebih jernih
lagi dari sebelumnya, dan mencoba untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang gak
perlu. Sedangkan pemikiran alay, mengajak gue untuk melakukan hal-hal yang gak
penting sama sekali dan juga gak ada gunanya.
Semua ini terjadi karena
keputusan gue untuk pindah kampus. Alasan utama gue adalah, gue udah gak cocok
dan gak ada hati buat ngampus di kampus yang lama itu. Tapi tanpa gue sadari,
dan gue ketahui. Masalah ini dibawa sampai ke keluarga besar nyokab. Ya, tentu
saja hasil yang keluar bukanlah hasil yang gue inginkan. Gue mau pindah ke IMI
(Institut Musik Indonesia)
dengan mengambil jurusan Music and Audio Production. yang dimana jurusan itu
hanya mempelajari tentang audio dalam musik dan bagaimana kita bisa menjadi
seorang produser musik dan orang-orang yang berkerja dibelakang layar.
Gue juga tahu, biaya perkuliahan
di kampus itu gak murah, mahal banget. Inilah yang menyebabkan ortu, terlebih
nyokab gue, mati-matian nentang keinginan gue itu. Dan nyokab adalah orang yang
selalu membanding-bandingkan anaknya dengan orang lain. Ini yang bikin gue gak
bisa jadi diri sendiri. Dan membandingkan dengan realita yang ada. Okelah,
membandingkan dengan realita yang ada memang gak ada salahnya. Tapi, kenapa
kita harus nyerah sama keadaan yang ada? Apakah ini namanya orang yang beragama
dan percaya kalau Tuhan akan mencukupi segala kebutuhan kita?
Waktu itu gue juga sempet bilang,
kunci utama sukses adalah keinginan – niat – fokus dan berusaha – sukses.
Kenapa orang luar negeri bisa cepat sukses dari kita? Karena mereka fokus pada
satu hal yang mereka sukai, dan menjadikan itu pekerjaan mereka. Kita orang Indonesia lebih
suka mempunyai banyak keterampilan, yang artinya lebih lama untuk bisa sukses. Dan
nyokab gue selalu mengendorkan niat anaknya dengan cara membanding-bandingkan
(menyerah) pada realita yang ada. Hidup berawal dari sebuah mimpi, dan tugas
kita hanya mewujudkan mimpi itu.
Tapi kalau kayak gini caranya,
gimana gue bisa mewujudkan mimpi itu? Mungkin ini sebuah tantangan buat gue,
sanggupkah gue melewati tantangan ini? Cita-cita gue simple kok. Cuma mau jadi
manusia yang bisa sepenuhnya menjadi manusia. Dari kecil, gue bercita-cita jadi
seorang musisi, dan saat ini dalam mata gue, cita-cita ini hanya butuh sedikit
langkah dan usaha serta doa dari ortu buat bisa menggapainya. Semuanya sudah
ada di depan mata. Gue gak tau harus gimana. Lebih baik gue berfikir sejenak.
Mencari yang terbaik buat gue dan fokus akan pilihan itu. Dan yang gue tahu,
apa yang gue pilih saat ini bukanlah sebuah emosi sesaat. Tapi inilah jalan
hidup yang gue pilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar